Jumat, 11 Februari 2011

BISA MERAWAT JENAZAH MENAMBAH ARTI HIDUP

BISA MERAWAT JENAZAH MENAMBAH ARTI HIDUP

Firman Allah Swt :

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada kami kamu dikembalikan. ( QS. Al 'Ankabuut : 57).

Ayat tersebut mempertegas bahwa kita yang hidup di dunia ini pasti akan merasakan mati. Yang jadi permasalahan sekarang adalah, tidak ada manusia satupun yang apabila mati kemudian berangkat sendiri menuju liang kuburnya. Tentu saja hal ini adalah menjadi kewajiban bagi orang yang masih hidup, terutama keluarga yang ditinggalkannya untuk mengurusnya sampai menguburkannya. Jadi setiap muslim wajib mengetahui tatacara bagaimana merawat jenazah yang sesuai dengan tuntunan agama Islam, walau hukumnya wajib kifayah.

Itulah sebagian tema perbincangan kami dengan Ibu Mardiyati di rumahnya. Beliau adalah donatur LMI Sidoarjo yang juga penggagas TPQ At Taqwa di lingkungan perumahan Park Royal Regency Buduran. TPQ At Taqwa yang di kelola oleh LMI Sidoarjo kerjasama dengan Takmir Mushola At Taqwa tersebut telah bisa memenuhi harapan warga yang ingin anak-anaknya bisa mengaji, berdoa sehari-hari dan ilmu agama lainnya yangs sesuai usia anak-anak. Dengan didukung Bapak Moch. Sodik suaminya tercinta Bu Mardiyati berusaha mengajak tetangga-tetangganya di perumahannya untuk senantiasa belajar agama Islam yang baik. Warga biasa lebih akrab memanggilnya Bu Sodik, karena ketelatenannya dalam berdakwah membuat warga merasa senang pada beliau. Sebagai Ketua Pengajian ibu-ibu di perumahan tersebut, tentunya warga sangat percaya kalau Bu Sodik adalah orang tepat untuk mengadu masalah-masalah yang terjadi terutama para ibu-ibu. Bu Sodik dengan sabar dan bijak berusaha memberikan solusi dan pencerahan.

Bu Sodik yang mempunyai 3 anak dan 3 cucu juga bercerita tentang pengalamannya ikut pengajian ketika masih di tinggal di kawasan Sidotopo Surabaya. Pengajian yang diikutinya itu membuat beliau merasa ada hidayah dan membuat perubahan hidupnya yang lebih baik. Apalagi dari pengajian tersebut Bu Sodik akhirnya bisa merawat jenazah, yang mana perawatan jenazah ini banyak orang muslim yang tidak bisa melakukannya. “ Kita harus belajar dan berani melaksanakan perawatan jenazah ini, tidak hanya Pak Modin saja yang bisa”ujar Bu Sodik. Di tempat tinggalnya dulu Bu Sodik menjadi tumpuan warga untuk merawat jenazah apabila ada yang meninggal dunia. Dari pengalaman merawat jenazah inilah beliau merasa hidupnya penuh arti.

Pada kunjungan kami tersebut beliau juga bercerita bagaimana proses anak perempuannya yang pertama menikah dengan seorang pemuda mualaf yang kini tinggal dan bekerja di perusahaan milik negara Oman. “ Alhamdulillah anak dan menantu saya hidup bahagia dan taat ibadah”. Kebetulan sekali saat itu anaknya yang di Oman bernama Farida menghubungi Bu Sodik, terdengar oleh kami tampak bahagia dan gembira ibu dan anak dalam percakapan lewat ponsel tersebut.

Bu Sodik yang sekarang hanya hidup berdua saja dengan suaminya, karena anak-anaknya sudah dewasa dan mandiri, sangat mendukung program-program LMI yang ada, berharap bisa istiqomah dan amanah dalam mengelola dana ummat. Semoga Ibu Sodik sekeluarga senantiasa mendapatkan rahmat dan lindungan Allah swt. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar