Abu vulkanik Bromo menyebabkan lahan pertanian itu tidak bisa dipanen.
Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, masih terus mengeluarkan kepulan material vulkanik abu kehitaman dari bibir kawahnya. Warga Kecamatan Sukapura masih mendegar suara dentuman dan gemuruh letusan Bromo setiap saat. Kami yang meninap semalam disana memang mendengar langsung dentuman dan gemuruh tersebut. Esok harinya kami melihat mobil kami sudah tertutup abu setebal 2 cm.
Menurut salah satu warga, jika suara letusan Bromo terdengar dan angin mengarah ke Sukapura, desanya pasti terkena guyuran abu vulaknik. Kepulan asap vulkanik Bromo terpantau dari Desa Ngadirejo Kecamatan Sukapura setinggi 400 hingga 700 meter. Semburan abu vulkanik Gunung Bromo terbukti sangat membahayakan. Meski belum menelan korban jiwa, erupsi Gunung Bromo itu "menyapu" bersih ribuan hektar lahan pertanian milik warga yang tinggal dilereng salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia itu.
Berdasar data Tim Tanggap Darurat Bencana Pemprov Jatim, kondisi lahan pertanian yang rusak ini hampir merata di 12 desa di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Total kerugian ditaksir mencapai Rp 28 miliar dari total 2.540 hektar lahan pertanian yang rusak. Biasanya lahan pertanian warga tampak hijau kini menjadi hamparan pasir. Tanaman berukuran tinggi, seperti jagung banyak yang mulai kering. Abu vulkanik menyebabkan daun tanaman kentang kering dan pertumbuhan tanaman sayuran lainnya tidak bisa maksimal, bahkan sebagian besar lahan pertanian itu tidak bisa dipanen. Rata-rata usia kentang di lahan pertanian warga Sukapura berkisar 50-70 hari, sehingga pertumbuhan kentang terhambat oleh guyuran hujan abu vulkanik yang turun terus menerus. Kalau tanaman kentang itu berusia lebih dari 70 hari masih bisa diselamatkan dengan dipanen lebih dini, sedangkan kalau usianya di bawah 70 hari dipastikan gagal panen, lahan pertanian sawi dan kubis dipastikan gagal panen karena abu vulkanik membuat daun sawi dan kubis membusuk, sehingga petani sayur merugi.
“Abu vulkanik itu, juga memengaruhi aktivitas warga di Kecamatan Sukapura yang sebagian besar adalah petani sayur di lereng Bromo. Warga memilih diam di rumah," tutur Pak Kusno salah satu ketua RT di Desa Wonokerto. Menurut dia, banyak petani sayur yang mengeluhkan lahan pertanian rusak akibat hujan abu vulkanik yang mengguyur desa setempat secara terus menerus. Kondisi yang memprihatinkan itu tentu membuat warga kesulitan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Alhamdulillah baik Pemerintah maupun lembaga sosial dan kemanusiaan telah banyak bergerak untuk membantu meringankan penderitaan warga tersebut.
Demikian pula dengan LMI, sebagai LAZDA Jawa Timur turut membantu meringankan beban berat yang ditanggung warga korban erupsi Gunung Bromo. Setelah LMI Cabang Pasuruan membantu tandon untuk air bersih, LMI Cabang Malang membantu obat-obatan yang diperlukan warga yang sakit akibat abu vulkanik, hari Minggu 30 Januari LMI Cabang Sidoarjo kerjasama dengan LMI Cabang Probolinggo menjumpai warga Desa Wonokerto untuk menyerahkan paket sembako sumbangan dari Donatur Sidoarjo, 20 dos mie kering dari PT. SUPRAMA Sidoarjo dan 2 dos pampers, 1dos pembalut wanita, 1 dos minuman Oxigen serta 2 dos baju layak pakai dari Komunitas Posko Smantig Peduli Merapi dan Posko Rakyat Peduli Merapi. “ Terimakasih kami sampaikan atas nama warga atas bantuannya, semoga amal baik ini diterima Allah dan dilimpahkan banyak rejeki untuk para donatur” ujar Pak Sumo Ketua RT 5 Dusun Jurang Perahu Desa Wonokerto. Beliau menjelaskan bahwa sumbangan yang telah diberikan itu sangat membantu warganya yang sangat kesusahan akibat erupsi Gunung Bromo.
LMI Cabang Sidoarjo juga menyerahkan dana santunan untuk anak-anak Desa Wonokerto, agar mereka merasakan kegembiraan walau kondisi yang dipikul orangtuanya cukup berat. Anak-anak yang masih sekolah di TK dan SD tersebut sangat riang menerimanya, senyum dan tawanya membuat kami bahagia dan ingin kembali lagi untuk memberikan yang terbaik bagi mereka. Kita semua berharap semoga bencana ini segera berakhir dan warga sekitar Bromo di beri hidayah dan hikmah dari bencana ini. Amiin.
Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, masih terus mengeluarkan kepulan material vulkanik abu kehitaman dari bibir kawahnya. Warga Kecamatan Sukapura masih mendegar suara dentuman dan gemuruh letusan Bromo setiap saat. Kami yang meninap semalam disana memang mendengar langsung dentuman dan gemuruh tersebut. Esok harinya kami melihat mobil kami sudah tertutup abu setebal 2 cm.
Menurut salah satu warga, jika suara letusan Bromo terdengar dan angin mengarah ke Sukapura, desanya pasti terkena guyuran abu vulaknik. Kepulan asap vulkanik Bromo terpantau dari Desa Ngadirejo Kecamatan Sukapura setinggi 400 hingga 700 meter. Semburan abu vulkanik Gunung Bromo terbukti sangat membahayakan. Meski belum menelan korban jiwa, erupsi Gunung Bromo itu "menyapu" bersih ribuan hektar lahan pertanian milik warga yang tinggal dilereng salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia itu.
Berdasar data Tim Tanggap Darurat Bencana Pemprov Jatim, kondisi lahan pertanian yang rusak ini hampir merata di 12 desa di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Total kerugian ditaksir mencapai Rp 28 miliar dari total 2.540 hektar lahan pertanian yang rusak. Biasanya lahan pertanian warga tampak hijau kini menjadi hamparan pasir. Tanaman berukuran tinggi, seperti jagung banyak yang mulai kering. Abu vulkanik menyebabkan daun tanaman kentang kering dan pertumbuhan tanaman sayuran lainnya tidak bisa maksimal, bahkan sebagian besar lahan pertanian itu tidak bisa dipanen. Rata-rata usia kentang di lahan pertanian warga Sukapura berkisar 50-70 hari, sehingga pertumbuhan kentang terhambat oleh guyuran hujan abu vulkanik yang turun terus menerus. Kalau tanaman kentang itu berusia lebih dari 70 hari masih bisa diselamatkan dengan dipanen lebih dini, sedangkan kalau usianya di bawah 70 hari dipastikan gagal panen, lahan pertanian sawi dan kubis dipastikan gagal panen karena abu vulkanik membuat daun sawi dan kubis membusuk, sehingga petani sayur merugi.
“Abu vulkanik itu, juga memengaruhi aktivitas warga di Kecamatan Sukapura yang sebagian besar adalah petani sayur di lereng Bromo. Warga memilih diam di rumah," tutur Pak Kusno salah satu ketua RT di Desa Wonokerto. Menurut dia, banyak petani sayur yang mengeluhkan lahan pertanian rusak akibat hujan abu vulkanik yang mengguyur desa setempat secara terus menerus. Kondisi yang memprihatinkan itu tentu membuat warga kesulitan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Alhamdulillah baik Pemerintah maupun lembaga sosial dan kemanusiaan telah banyak bergerak untuk membantu meringankan penderitaan warga tersebut.
Demikian pula dengan LMI, sebagai LAZDA Jawa Timur turut membantu meringankan beban berat yang ditanggung warga korban erupsi Gunung Bromo. Setelah LMI Cabang Pasuruan membantu tandon untuk air bersih, LMI Cabang Malang membantu obat-obatan yang diperlukan warga yang sakit akibat abu vulkanik, hari Minggu 30 Januari LMI Cabang Sidoarjo kerjasama dengan LMI Cabang Probolinggo menjumpai warga Desa Wonokerto untuk menyerahkan paket sembako sumbangan dari Donatur Sidoarjo, 20 dos mie kering dari PT. SUPRAMA Sidoarjo dan 2 dos pampers, 1dos pembalut wanita, 1 dos minuman Oxigen serta 2 dos baju layak pakai dari Komunitas Posko Smantig Peduli Merapi dan Posko Rakyat Peduli Merapi. “ Terimakasih kami sampaikan atas nama warga atas bantuannya, semoga amal baik ini diterima Allah dan dilimpahkan banyak rejeki untuk para donatur” ujar Pak Sumo Ketua RT 5 Dusun Jurang Perahu Desa Wonokerto. Beliau menjelaskan bahwa sumbangan yang telah diberikan itu sangat membantu warganya yang sangat kesusahan akibat erupsi Gunung Bromo.
LMI Cabang Sidoarjo juga menyerahkan dana santunan untuk anak-anak Desa Wonokerto, agar mereka merasakan kegembiraan walau kondisi yang dipikul orangtuanya cukup berat. Anak-anak yang masih sekolah di TK dan SD tersebut sangat riang menerimanya, senyum dan tawanya membuat kami bahagia dan ingin kembali lagi untuk memberikan yang terbaik bagi mereka. Kita semua berharap semoga bencana ini segera berakhir dan warga sekitar Bromo di beri hidayah dan hikmah dari bencana ini. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar