Jumat, 15 April 2011

Sejarah LMI



LMI didirikan pada tanggal 17 September 1995

Tahukah Anda, bahwa ketika kita berbagi kebahagiaan dengan orang lain, sejatinya kebahagiaan itu akan menular dan kembali lagi pada diri kita...Itulah mengapa kami hadir.. karena kami ingin mengajak Anda semua, lebih Peduli untuk Berbagi


Bermula dari gagasan alumnus STAN-PRODIP (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Program Diploma) KEUANGAN Jakarta yang bekerja sebagai pegawai di lingkungan Departemen Keuangan dan BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan) di wilayah Jawa Timur yang melihat perlunya pembentukan suatu lembaga formal yang dapat memberikan solusi terpadu tentang masalah ekonomi dan sosial di kalangan ummat Islam khususnya di Jawa Timur. Problem yang mendesak adalah perlunya suatu lembaga yang mengakumulasi potensi Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (ZIS) dan selanjutnya melakukan pendistribusian dan pengelolaan secara tepat. Maka pada 17 September 1994 bertempat di Turen, Malang para alumni sepakat untuk membentuk sebuah lembaga yang bernama Yayasan Lembaga Manajemen Infaq Ukhuwah Islamiyah atau disingkat (LMI-UI) yang kemudian sekarang lebih dikenal dengan nama LMI ( Lembaga Manajemen Infaq).

Ada delapan personil yang terlibat dalam pertemuan di Turen, Malang diantaranya Agus Supartono, Muhammad Razikun, Helmy Afrul, Achmad Subagyo, Chandra Hadi, Achmad Fauzi, Agung Mediawan, dan Taridi.

LMI berdiri sebagai sebuah Yayasan Sosial yang tercatat dengan Akta Notaris Abdurachim, S.H., No.11, tanggal 4 April 1995 dengan nama Yayasan Lembaga Manajemen Infaq Ukhuwah Islamiyah. Dan kini, dengan SK gubernur No 451/1701/032/2005, Lembaga Manajemen Infaq (LMI) disahkan sebagai LAZ propinsi Jawa Timur.

Terus Berkembang

LMI mempunyai kegiatan utama menghimpun, mengelola, dan menyalurkan zakat, infaq, shodaqoh (ZIS) serta berusaha menciptakan iklim dan sarana bagi berkembangnya ekonomi dan sosial ummat Islam.

Awalnya Pusat Kegiatan LMI pertama kali berada di jalan Pucang Anom Timur No Surabaya kemudian sejak tahun 1997 pindah ke Jalan Gubeng Jaya I/41A Surabaya Telp. (031) 503 8567 sampai tahun 2005. Setelah itu LMI mempunyai sekretariat di Jalan Nginden Intan Raya No 12 Telp. (031) 5998484 Fax (031) 5920299 sampai dengan sekarang.Kini, LMI telah berkembang dengan 18 cabang yang tersebar di seluruh Jawa Timur. Dengan sejumlah program yang unik dan kreatif, LMI semakin menunjukkan perannya dalam pemberdayaan masyarakat.

Demikian juga dengan sisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang terus bertambah. Berawal dari hanya 1 (satu) orang SDM yang diberi amanah untuk fokus sebagai pengelola lembaga. Pada tahun 2000 struktur kepengurusan LMI dirubah dengan menambahkan Dewan Pengurus dan Dewan Direksi. LMI mengangkat Firnawan Hendrayanto sebagai Direktur Harian pertama kali bulan Juli tahun 2002 dengan masa kerja sampai bulan Desember 2002. Kemudian pada bulan April 2003 mengangkat Agus Fathony sebagai direktur LMI yang kedua. Beliau bertugas sebagai direktur LMI selama 1 (satu) bulan. Kemudian pada bulan Mei 2003 Dewan Pengurus mengangkat Nurkholik sebagai direktur LMI yang baru dengan masa kerja sampai dengan bulan Desember 2004. Bulan Januari 2005 mengangkat Joko Erwanto sebagai direktur baru LMI. Beliau menjabat sebagai direktur LMI sampai bulan April 2006. Dalam rentang waktu bulan Mei 2006 sampai dengan bulan Februari 2007 Dewan Pengurus mengangkat Agung Wijayanto sebagai Pjs Direktur LMI. Kemudian pada bulan Maret 2007 Dewan Pengurus mengangkat Sigit Prasetya sebagai direktur LMI sampai bulan September 2008. Dan di bulan Oktober 2008 Direktur LMI dipegang oleh Wahyu Novyan, S.Sos, sampai sekarang. Kini, seiring dengan perjalanan waktu, SDM LMI menjadi 113 orang di seluruh Jawa Timur. Jumlah ini belum termasuk relawan dengan semua tingkatan.

Kemudian, pada Rapat Kerja 2008 lalu, LMI memamantapkan diri dengan tampil sebagai lembaga dana sosial yang tidak hanya mengelola dana ZIS, namun juga termasuk wakaf, hibah dan dana sosial lainnya. Diharapkan dengan adanya pengembangan ini, LMI semakin kokoh dalam mengarus utamakan ZISWAF dan menjadi semakin mengakar di level lokal dan nasional.

Ibarat padi, LMI semakin berisi semakin menunduk, makin tua, makin bijaksana. LMI pun mencaoba semakin peduli kepada masyarakat tak berpunya melalui program-program pemberdayaanya. Impian akan Indonesia sejahtera pun semoga bisa direalisasikan.
Dilubuk hati , Diujung pikiran. Peduli Untuk Berbagi, Siapapun Kita Menyimpan Energi. Peduli Untuk Berbagi.

VISI 2010

Menjadi lembaga dana sosial yang mengakar di Jawa Timur dan berperan di tingkat nasional serta menjadi pelopor dalam mengarusutamakan, menghimpun dan mendayagunakan zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, hibah dan dana sosial lainnya untuk pemberdayaan ummat.

ARTI LOGO LMI

Philosophy
Berani menjadi Pionir dalam pencetusan Program Kemanusiaan

Bentuk Logo
Garis lengkung bebas berwarna hijau tua diatas tulisan LMI menggambarkan bahwa LMI sebuah lembaga kemanusiaan yang dinamis. Fontologi/ bentuk huruf LMI berwarna hitam yang lentur menggambarkan kematangan serta dapat diandalkan.

Warna Logo
Garis bebas berwarna hijau tua dan oranye menggambarkan semangat yang terpancar dari organisasi sedangkan garis hijau muda di sisi paling atas menggambarkan program-program LMI yang selalu "up to date".

Tagline
"Care to Share" dalam bahasa Indonesia berarti kepedulian untuk berbagi dan hal tersebut mempertegas posisi LMI sebagai lembaga kemanusiaan yang lebih peduli.
"Care to Share" dalam bahasa Indonesia berarti kepedulian untuk berbagi dan hal tersebut mempertegas posisi LMI sebagai lembaga kemanusiaan yang lebih peduli.
Bermula dari gagasan alumnus STAN-PRODIP (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Program Diploma) KEUANGAN Jakarta yang bekerja sebagai pegawai di lingkungan Departemen Keuangan dan BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan) di wilayah Jawa Timur yang melihat perlunya pembentukan suatu lembaga formal yang dapat memberikan solusi terpadu tentang masalah ekonomi dan sosial di kalangan ummat Islam khususnya di Jawa Timur. Problem yang mendesak adalah perlunya suatu lembaga yang mengakumulasi potensi... (baca selengkapnya)

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia. Akan tetapi, kondisi
masyarakat Jatim saat ini masih jauh dari kondisi ideal, baik dari sisi ekonomi, pendidikan,
maupun kesehatan. Beberapa peristiwa yang terjadi belakangan, menggambarkan kondisi riil
masyarakat Jatim, seperti Tragedi Pembagian Zakat di Pasuruan (Ramadhan 1429 H), fenomena
“Dukun Cilik” Ponari, dan lain sebagainya.

Lembaga Manajemen Infaq (LMI) sebagai bagian dari masyarakat Jawa Timur, mencoba hadir
memberikan solusi bagi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan pemberdayaan
masyarakat. Dengan mengoptimalkan dana zakat, infaq, shadaqah, waqaf, dan dana sosial lain,
LMI menghadirkan program-program pemberdayaan di bidang pendidikan, kesehatan, dan
ekonomi, dengan fokus utama mentransformasikan para dhuafa (mustahik) menjadi orang-orang
berdaya (muzakki)
Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia. Akan tetapi, kondisi
masyarakat Jatim saat ini masih jauh dari kondisi ideal, baik dari sisi ekonomi, pendidikan,
maupun kesehatan. Beberapa peristiwa yang terjadi belakangan, menggambarkan kondisi riil
masyarakat Jatim, seperti Tragedi Pembagian Zakat di Pasuruan (Ramadhan 1429 H), fenomena
“Dukun Cilik” Ponari, dan lain sebagainya.

Lembaga Manajemen Infaq (LMI) sebagai bagian dari masyarakat Jawa Timur, mencoba...
(baca selengkapnya)

Lembaga Manajemen Infaq (LMI) adalah sebuah organisasi nirlaba pengelola dana sosial masyarakat yang berasal dari dana zakat, infaq, shadaqah, waqaf, hibah, dan dana sosial lain yang tidak mengikat. Berdiri sejak tahun 1995, LMI kini semakin berkembang dengan 18 cabang/perwakilan se-Jawa Timur. Sejak tahun 2005, LMI telah dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Propinsi Jawa Timur berdasarkan SK Gubernur Jawa Timur no. 451/ 1702/ 032/ 2005.

MISI
1. Menghimpun zakat, infaq shodaqoh, wakaf, hibah dan dana sosial lainnya secara transparan dan akuntabel yang didukung oleh SDM yang amanah dan professional.

2. Mendayagunakan zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, hibah dan dana sosial lainnya utamanya dalam bidang dakwah, pendidikan, kesehatan dan ekonomi untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian ummat.

3. Melaksanakan kegiatan penyadaran berzakat kepada masyarakat.

4. Memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada donatur dan mustahiq.

LMI memfokuskan kerjanya pada 5 bidang pokok yaitu dakwah, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan yatim.

1. Dakwah:
Program populis: layanan ceramah, khutbah dan pelatihan perawatan jenazah.
Program Strategis:
A. pemberdayaan da’i melalui pembinaan masyarakat khususnya para donatur dan mustahiq .
B. Pemberdayaan guru al-Qur an dan SDM masjid

2. Kesehatan:
A. Pelayanan kesehatan yang berpusat di klinik.
B. Bantuan kesehatan untuk korban bencana

3. Pendidikan:
A. Beasiswa sekolah anak tidak mampu untuk SD dan SMP.
B. Beasisawa anak tidak mampu berpestasi untuk SMA dan Perguruan Tinggi
C. Pemberdayaan guru sekolah-sekolah Islam

4. Ekonomi: Memberi bantuan modal usaha kepada kaum dhuafa.

5. Yatim:
A. Memberikan beasiswa kepada anak yatim
B. Memberikan bantuan keperluan hidup anak yatim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar