Rabu, 10 November 2010

Gerakan Indonesia Cerdas

Gerakan Indonesia Cerdas

            Bangsa yang unggul adalah bangsa yang memiliki karakter kuat. Karakter merupakan akar dan sekaligus cerminan budaya sebuah bangsa. Bagaimana dengan nation and character building Indonesia? Sejak Bung Karno, nation building dan character building itu belum rampung. Untuk itu, masih harus terus dikembangkan sepanjang masa agar Indonesia menjadi bangsa dan negara yang kuat, terhormat, dan bermartabat. “Kita bangsa Indonesia membanggakan kebudayaannya,” Begitulah salah satu bagian dari orasi kebudayaan nasional Presiden SBY pada acara Dies Natalis ke-51 Universitas Diponegoro.
            Pembangunan watak (character building) amat penting, utamanya untuk membangun manusia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan berperilaku baik. Bahkan, jika masyarakat berkarakter dan menjunjung tinggi budaya, maka eksistensi negara akan semakin kuat. Sebaliknya, jika karakter dan budaya rapuh maka bisa membawa kemunduran peradaban suatu bangsa.
            Jalur utama dalam proses enkulturasi dan pembudayaan karakter yakni melalui pendidikan. Sebab, pendidikan dan kebudayaan merupakan dua sisi mata uang. Pembangunan karakter bisa dilakukan melalui pendidikan, dan pendidikan menggambarkan tingkat civilization atau peradaban dan kebudayaan suatu bangsa.
            Kini, berbagai pihak menekankan kembali pentingnya pendidikan karakter. Akhir 2009, Muktamar Muhammadiyah dalam salah satu butir rekomendasikan juga menekankan pentingnya pendidikan karakter bagi pembangunan bangsa. Begitu juga, awal 2010 konggres Perguruan Taman Siswa bahkan mengangkat pendidikan karakter sebagai salah satu strategi penting pengembangan rekayasa pendidikannya. Bahkan,  KH Hasyim Muzadi, mantan Ketua PB NU mengamini urgensi pendidikan karakter di tengah tantangan media yang tidak mendidik.
            Seruan di atas menunjukkan betapa pendidikan karakter mendesak dan penting diselenggarakan baik di sekolah maupun di masyarakat. Sebab, sudah terlalu banyak keluhan masyarakat tentang menurunnya tata krama, etika, dan kreativitas karena melemahnya pendidikan budaya dan karakter bangsa. Namun, membangun karakter membutuhkan excersize, tempaan, cobaan, tantangan tiada henti, yang memberi kesempatan bagi individu untuk memperkeras kepribadiannya.

Itulah yang melatar belakangai dibentuknya Gerakan Indonesia Cerdas JP Book (Jawa Pos group) bekerjasama dengan beberapa perusahaan, salah satunya dengan PT. Suprama (Pabrik Mi burung Dara) yang dana CSRnya di berupakan buku untuk anak-anak, dan LMI  sebagai mitra PT. Temprina membantu menyalurkan buku-buku tersebut pada sekolah yang perpustakaannya dikelola dengan baik.
Berdasarkan survey bersama maka dipilhlah 5 sekolah yang layak menerima 231 judul buku terbaru yaitu :
1. SDIT Insan Kamil Sidoarjo
2. SDIT Nurul Fikri Sukodono
3. MI NU KH. Mukmin Sidoarjo
4. SD Muhammadiyah Krian
5. SD Islam Kreatif Hawari Tarik

Penyerahan 231 buku dari PT. Suprama dan PT. Temprina (JP Books) dan LMI ke perpustakaan SDIT Insan Kamil Sekardangan Sidoarjo
Penyerahan 231 buku dari PT. Suprama dan PT. Temprina (JP Books) dan LMI ke perpustakaan SDIT Nurul Fikri Sukodono Sidoarjo
PT. Suprama dan PT. Temprina (JP Books) dan LMI ke perpustakaan MI NU KH MUKMIN Sidoarjo
Penyerahan 231 buku dari PT. Suprama dan PT. Temprina (JP Books) dan LMI ke perpustakaan SD Muhammadiyah Krian
PT. Suprama dan PT. Temprina (JP Books) dan LMI ke perpustakaan SD Islam Kreatif Hawari Tarik

1 komentar:

  1. semoga apa yang disumbangkan bermanfaat dan barokah, dan bertambah mitranya, amin...
    *salam sukses

    ~ dy ~

    BalasHapus