Senin, 29 November 2010

Mengantar Qurban di Daerah Bencana dan Pelosok Desa

Mengantar Qurban di Daerah Bencana dan Pelosok Desa

Kondisi gunung Merapi yang masih belum stabil membuat sebagian masyarakat di sekitar Merapi merayakan Idhul Adha di daerah pengungsian. Gema takbir menggema sejak hari Selasa. Sebagian muslim korban Merapi merayakan Idhul Adha pada hari Selasa, sehari lebih cepat dari yang sudah ditentukan pemerintah. Perayaan Idhul Adha tahun ini bagi korban merapi dijalani dengan penuh hikmat karena berlangsung di tengah ribuan korban bencana gunung Merapi.
Bagi Lembaga Manajemen Infaq kondisi pengungsi Merapi menggugah hati staffnya untuk mengetuk hati donatur untuk menyisihkan rejekinya berbagi dengan korban Merapi melalui “Qurban Daerah Bencana”. Hari Rabu (17 Nopember) LMI meluncur menyalurkan langsung hewan qurban yang berupa 3 ekor sapi dan 10 ekor kambing ke Boyolali. Bertempat di rumah salah seorang warga tepatnya di dusun Ngiling kelurahan Sukorejo kecamatan Kemusuk Boyolali 2 ekor sapi disembelih. Sedangkan 10 ekor kambing disembelih di 2 tempat yang berbeda. Hewan qurban ini kami distribusikan di desa-desa yang ada di kecamatan Kemusuk yang berjarak 10 km dari gunung Merapi. Sebagian hewan qurban didistribusikan dalam bentuk makanan matang setelah diolah terlebih dahulu oleh relawan di dapur-dapur umum, selanjutnya dimakan bersama-sama oleh para pengungsi. Menurut salah seorang pengungsi, hikmah Idhul Adha di tengah bencana ini adalah untuk semakin menambah iman dan taqwanya pada Allah. Cepat selesai dan dapat beraktifitas kembali seperti biasa.
Di hari berikutnya tim LMI melanjutkan road show qurbannya di pelosok desa di Kabupaten Ponorogo. Desa yang kami kunjungi terletak di kecamatan Badegan dan Jambon tepatnya desa Sidoarjo dan Watubonang. Dua desa ini termasuk desa rawan air. Kami mengantar dua ekor kambing di lingkungan Wonopuro Sidoarjo Jambon. Untuk menuju ke tempat tersebut kami harus berjalan kaki sekitar satu jam menyusuri bukit yang berkelok-kelok sambil membawa dua ekor kambing. Dengan keringat bercucuran akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Desa ini termasuk desa terisolir yang memiliki 40 KK dengan mata pencaharian sebagai buruh tani. Bagi mereka menyembelih qurban merupakan hal yang langka. Begitu pula dengan desa Watubonang, salah satu desa rawan air di kecamatan Badegan. Di tempat ini kami harus menempuh perjalanan yang jalannya masih makadam dan di sampingnya ada jurang yang dalam. Penyembelihan bertempat di SDN 03 Watubonang berupa satu ekor sapi. Penerima hewan qurban adalah siswa SDN 03 Watubonang dan warga desa Watubonang. Setiap penerima qurban hanya memperoleh 3 ons daging, karena penerima qurban jumlahnya banyak tidak sebanding dengan jumlah hewan qurban. Kondisi ini berbeda jauh dengan penerima qurban yang ada di kota.




Kamis, 25 November 2010

LMI untuk Merapi...

LMI untuk Merapi...

Merapi Meletus, Warga Meratap

Sejak diumumkannya penambahan jarak area aman sampai 20 km oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian mengakibatkan puluhan ribu pengungsi di sekitar gunung Merapi dievakuasi. Guguran awan panas dan lahar memporak-porandakan tanaman, rumah, ternak, dan harta benda yang mereka miliki. Kamis malam, 4 Nopember 2010, aktivitas Merapi kembali bergejolak. Suara gemuruh, hembusan, dan guguran awan panas, serta gempa membuat masyarakat di jarak area aman sampai 15 km berhamburan ke luar rumah mencari perlindungan. Praktis, akibat peristiwa tersebut daerah yang terkena letusan Merapi semakin bertambah. Saat tik kami dari tim penyaluran bantuan Merapi LMI(Lembaga Manajemen Infaq)meluncur ke lokasi bencana, tepatnya di kecamatan Muntilan, kabupaten Magelang pada tanggal 9 Nopember, suasana lokasi bencana bagaikan kota mati. Rumah penduduk pada umumnya tidak berpenghuni, banyak rumah yang roboh ditimpa pohon dan abu panas, pohon-pohon bertumbangan, aktifitas di kota tersebut lumpuh.
Kami menuju ke pos pengungsi yang ada di balai desa Menayu, kecamatan Muntilan. Desa ini memiliki empat dusun yaitu dusun Kepanjen, Sorogenen, Menayu, dan Jambean. Pos tersebut berjarak 25 km dari Merapi. Dari data yang kami dapatkan, ada 113 orang dari 34 KK yang kebanyakan berasal dari dusun Sempon, desa Wates, kecamatan Dukun yang terletak 10 meter dari Merapi. Saat pertama kali Merapi meletus mereka mengungsi di balai desa Ngadipura. Namun semenjak ada instruksi bahwa area aman sampai 20 km, mereka dievakuasi ke pos pengungsian Menayu. Di tempat ini juga ada pengungsi yang berasal dari dusun yang terkena aliran lahar panas. Mata pencaharian pengungsi yang ada di tempat ini pada umumnya sebagai buruh tani. Kami juga mengunjungi dapur umum yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan para pengungsi. Setiap hari warga di sekitar balai desa Menayu bergiliran bertugas di dapur umum yang bertempat di salah satu rumah warga. Permasalahan yang utama di pos ini adalah pengadaan air bersih dan penerangan, karena sampai kami tiba di lokasi tersebut listrik belum juga menyala. Kami menyerahkan bantuan logistic, pakaian, keperluan mandi, mukena, sarung, susu, biscuit, dan selimut.
Penyerahan bantuan kami lanjutkan di pos pengungsian yang terletak di dukuh Njapuan, desa Tanjung, Muntilan. Pos tersebut terletak di salah satu SMP swasta. Tempat ini menampung 264 pengungsi yang menempati tiga ruang kelas. Mereka berasal dari desa yang diapit dua sungai yang dialiri lahar dingin Merapi. Karena sungai di sekitar tempat tinggal mereka hampir meluap karena tumpukan material Merapi, akhirnya warga di desa tersebut harus dievakuasi.  Di pos ini kami menemukan banyak anak usia balita.  Permasalahan yang sama juga terjadi di tempat ini.  Bantuan dari donator kami serahkan langsung kepada koordinatornya berupa susu, keperluan mandi, tikar, biscuit, selimut, sarung, mukena, pakaian pantas. Terakhir kami menyerahkan bantuan ke pos pengungsi yang berada di kota Klaten untuk didistribusikan di titik-titik pengungsian.
Dari bincang-bincang kami dengan para pengungsi, hampir seluruh pengungsi merasakan bahwa hewan ternak menjadi ganjalan dalam evakuasi mereka dari daerah rawan bencana menuju pengungsian. Hampir semua warga, khususnya laki-laki, di siang hari memilih kembali ke rumah mereka yang berada di kawasan rawan bencana untuk member makan ternak serta membersihkan rumah. Harapan mereka, bantuan dari para donatur tetap mengalir untuk membangun kembali kehidupan mereka karena semua harta benda yang mereka miliki telah hancur.
Sepanjang perjalanan pulang, hujan mengiringi kami. Guyuran hujan membuat jalan yang semula tertutup debu hingga 5-10 cm menjadi becek sehingga sopir harus berhati-hati mengemudikan kendaraanya agar kami bisa sampai di rumah dan bisa kembali membantu saudara-saudara kita yang ditimpa musibah.



Rabu, 24 November 2010

bagi daging Qurban ke pulau Dem, Jabon Sidoarjo














Bapak Ananto salah satu pequrban Sapi (patungan sama teman-temannya) langsung ikuti proses penyembelihan yang di koordinasi oleh Relawan LMI Sidoarjo Bapak Piradi di desa Kupang Kec. jabon. Distribusi daging qurban sebagian diantar langsung oleh Bapak Ananto bersama Bapak Piradi di Pulau Dem, pulau yang terpencil di timur Kota Sidoarjo dihuni 8 KK yang bekerja sebagai buruh tambak.

Dibalik ketertinggalan warga , Pulau Dem menyimpan potensi panorama alam yang sangat indah...Subhanallah.



Rabu, 10 November 2010

Gerakan Indonesia Cerdas

Gerakan Indonesia Cerdas

            Bangsa yang unggul adalah bangsa yang memiliki karakter kuat. Karakter merupakan akar dan sekaligus cerminan budaya sebuah bangsa. Bagaimana dengan nation and character building Indonesia? Sejak Bung Karno, nation building dan character building itu belum rampung. Untuk itu, masih harus terus dikembangkan sepanjang masa agar Indonesia menjadi bangsa dan negara yang kuat, terhormat, dan bermartabat. “Kita bangsa Indonesia membanggakan kebudayaannya,” Begitulah salah satu bagian dari orasi kebudayaan nasional Presiden SBY pada acara Dies Natalis ke-51 Universitas Diponegoro.
            Pembangunan watak (character building) amat penting, utamanya untuk membangun manusia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan berperilaku baik. Bahkan, jika masyarakat berkarakter dan menjunjung tinggi budaya, maka eksistensi negara akan semakin kuat. Sebaliknya, jika karakter dan budaya rapuh maka bisa membawa kemunduran peradaban suatu bangsa.
            Jalur utama dalam proses enkulturasi dan pembudayaan karakter yakni melalui pendidikan. Sebab, pendidikan dan kebudayaan merupakan dua sisi mata uang. Pembangunan karakter bisa dilakukan melalui pendidikan, dan pendidikan menggambarkan tingkat civilization atau peradaban dan kebudayaan suatu bangsa.
            Kini, berbagai pihak menekankan kembali pentingnya pendidikan karakter. Akhir 2009, Muktamar Muhammadiyah dalam salah satu butir rekomendasikan juga menekankan pentingnya pendidikan karakter bagi pembangunan bangsa. Begitu juga, awal 2010 konggres Perguruan Taman Siswa bahkan mengangkat pendidikan karakter sebagai salah satu strategi penting pengembangan rekayasa pendidikannya. Bahkan,  KH Hasyim Muzadi, mantan Ketua PB NU mengamini urgensi pendidikan karakter di tengah tantangan media yang tidak mendidik.
            Seruan di atas menunjukkan betapa pendidikan karakter mendesak dan penting diselenggarakan baik di sekolah maupun di masyarakat. Sebab, sudah terlalu banyak keluhan masyarakat tentang menurunnya tata krama, etika, dan kreativitas karena melemahnya pendidikan budaya dan karakter bangsa. Namun, membangun karakter membutuhkan excersize, tempaan, cobaan, tantangan tiada henti, yang memberi kesempatan bagi individu untuk memperkeras kepribadiannya.

Itulah yang melatar belakangai dibentuknya Gerakan Indonesia Cerdas JP Book (Jawa Pos group) bekerjasama dengan beberapa perusahaan, salah satunya dengan PT. Suprama (Pabrik Mi burung Dara) yang dana CSRnya di berupakan buku untuk anak-anak, dan LMI  sebagai mitra PT. Temprina membantu menyalurkan buku-buku tersebut pada sekolah yang perpustakaannya dikelola dengan baik.
Berdasarkan survey bersama maka dipilhlah 5 sekolah yang layak menerima 231 judul buku terbaru yaitu :
1. SDIT Insan Kamil Sidoarjo
2. SDIT Nurul Fikri Sukodono
3. MI NU KH. Mukmin Sidoarjo
4. SD Muhammadiyah Krian
5. SD Islam Kreatif Hawari Tarik

Penyerahan 231 buku dari PT. Suprama dan PT. Temprina (JP Books) dan LMI ke perpustakaan SDIT Insan Kamil Sekardangan Sidoarjo
Penyerahan 231 buku dari PT. Suprama dan PT. Temprina (JP Books) dan LMI ke perpustakaan SDIT Nurul Fikri Sukodono Sidoarjo
PT. Suprama dan PT. Temprina (JP Books) dan LMI ke perpustakaan MI NU KH MUKMIN Sidoarjo
Penyerahan 231 buku dari PT. Suprama dan PT. Temprina (JP Books) dan LMI ke perpustakaan SD Muhammadiyah Krian
PT. Suprama dan PT. Temprina (JP Books) dan LMI ke perpustakaan SD Islam Kreatif Hawari Tarik

Rabu, 03 November 2010

Peduli Korban Bencana INDONESIA


Jihad Peduli Mentawai dan Merapi


Indonesia kembali berduka. Negeri berpenduduk masyoritas muslim yang pernah diharapkan Yusuf Qardhawi sebagai basis kebangkitan umat Islam ini kembali dilanda bencana.

Setelah tsunami menghantam Kepulauan Mentawai Senin (25/10) yang mengakibatkan 112 korban tewas ditemukan dan 502 hilang (hingga Rabu), Selasa petang (26/10), Gunung Merapi meletus. Puluhan jiwa melayang tersambar si wedhus gembel, awan panas Merapi. Lebih dari seratus orang menderita luka-luka. Tak kurang dari 10 ribu warga mengungsi di Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten yang mengelilingi gunung berapi paling aktif di bumi ini.

Bagi Anda yang terpanggil ber-"jihad maaliyah" untuk membantu korban Merapi maupun Mentawai, berikut ini beberapa rekening yang bisa digunakan untuk menyalurkan bantuan ke sana.


Rekening Peduli Korban Bencana INDONESIA:
Bank Mandiri :1410010177020 a/n.Lembaga Manajemen Infaq Ukhuwah Islamiyah
Bank Syariah Mandiri : 0320100101 a/n. LMI Cabang Sidoarjo
BRI Syariah :1001938556 a/n. LMI Cabang Sidoarjo
Konfirmasi : 031 72502298(fleksi),081331109071,085648560709