LMI sebuah Yayasan Sosial dengan nama Yayasan Lembaga Manajemen Infaq Ukhuwah Islamiyah, dengan SK gubernur No 451/1701/032/2005, Lembaga Manajemen Infaq (LMI) disahkan sebagai LAZ propinsi Jawa Timur. Kantor LMI Cabang Sidoarjo: Perum Tenggulunan Mega Asri A125 Candi Sidoarjo. Telpon : 031 8921339. Bank MANDIRI :1410010177020 a/n. Lembaga Manajemen Infaq-Ukhuwah Islamiyah (LMI_UI) Bank SYARIAH MANDIRI :0320100101 a/n. LMI Cabang Sidoarjo BRI Syariah :1001938556 a/n. LMI Cabang Sidoarjo
Kamis, 17 Maret 2011
Rabu, 16 Maret 2011
LAPORAN KEUANGAN PERIODE PEBRUARI LMI Cabang Sidoarjo Bulan Pebruari 2011
LAPORAN KEUANGAN PERIODE PEBRUARI | |||||
LMI Cabang Sidoarjo | |||||
Bulan Pebruari 2011 | |||||
SUMBER DANA | |||||
Penerimaan Dana Masyarakat | |||||
Zakat | 24.704.000 | ||||
Infaq Umum | 59.572.300 | ||||
Infaq Terikat | 90.204.400 | ||||
Kemanusiaan | 2.225.000 | ||||
JUMLAH SUMBER DANA | 176.705.700 | ||||
PENGGUNAAN DANA | |||||
Dana Zakat | |||||
Program Dakwah | 10.300.000 | ||||
Program Pendidikan | 35.092.000 | ||||
Program Kesehatan | 500.000 | ||||
Program Ekonomi | 16.790.000 | ||||
Total Penyaluran Zakat | 62.682.000 | ||||
Dana Infaq Umum | |||||
Program Dakwah | 10.785.000 | ||||
Program Pendidikan | 9.800.000 | ||||
Program Kesehatan | 4.687.900 | ||||
Program Ekonomi | 8.705.000 | ||||
Program Yatim | 3.147.100 | ||||
Program Aqiqah | 1.700.000 | ||||
Program UPZ | 4.840.200 | ||||
Program Kemanusiaan | 4.860.500 | ||||
Program Pemasyarakatan ZIS | 11.062.600 | ||||
Total Penyaluran Infaq Umum | 59.588.300 | ||||
Dana Infaq Terikat | |||||
Program Dakwah | 2.100.000 | ||||
Program Pendidikan | 69.285.200 | ||||
Program Ekonomi | 300.000 | ||||
Program Yatim | 19.090.000 | ||||
Total Penyaaluran Infaq Terikat | 90.775.200 | ||||
Penyaluran Program Waqaf | 600.000 | ||||
Penyaluran untuk operasional | 18.135.500 | ||||
JUMLAH PENGGUNAAN DANA | 231.781.000 | ||||
Total Kas Bulan Januari | 359.652.982 | ||||
Total Pengeluaran | 231.781.000 | ||||
Saldo Pebruari 2011 | 127.871.982 |
Pengajian SALIMAH - LMI Sidoarjo bersama Ustadzah Tan Mei Hwa.
Pengajian SALIMAH - LMI Sidoarjo bersama Ustadzah Tan Mei Hwa.
Alhamdulillah , Pengajian Akbar Salimah yang menggandeng LMI Sidoarjo, terlaksana dengan Lancar dan sukses .Kehadiran Ustadzah Tan Mei Hwa sebagai penceramah membuat acara ini semakin semarak . Pengajian yang diadakan di gedung Bappekab Sidoarjo hari Ahad, tanggal 13 Maret 2011 dihadiri sekitar 300 ibu – ibu se Sidoarjo, ada yang datang dari majelis taklim di kecamatan Tarik yang paling jauh dari kota Sidoarjo.
Pada pengajian tersebut, Ibu Efie Alfianti Ketua Salamah Sidoarjo memberikan sambutan dan tausiyahnya tentang visi Salimah 2011-2014, yaitu Peduli perempuan , keluarga, dan anak Indonesia. Visi ini berangkat dari keprihatinan mendalam terhadap berbagai permasalahan yang menimpa bangsa ini pada berbagai sektor kehidupan. Terlihat dari buramnya potret perempuan, maraknya kasus yang mengguncang keluarga serta lemahnya perlindungan terhadap anak-anak di Indonesia. Kemiskinan dan kebodohan menjadi muara bagi masyarakat yang terjebak pada problematika-problematika turunannya seperti kasus perdagangan perempuan dan anak, kekerasan dalam rumah tangga, tingginya angka kematian ibu dan balita, maraknya pornografi, semakin bertambah jumlah korban penyalahgunaan narkoba serta penderita HIV/AIDS dll.
Salimah hadir berupaya membawa harapan untuk dapat menjadi salah satu komponen bangsa yang berkontribusi mencari jalan keluar bagi berbagai problematika tersebut dengan program-program yang mendorong pemberdayaan perempuan, pengokohkan institusi keluarga serta perlindungan memadai bagi anak. “ Kami mohon doanya, semoga keberadaan kami memberikan kebaikan bagi Perempuan, Keluarga dan Anak Indonesia" kata Ibu Efie.
Pengajian yang di mulai jam 08.00 – dzuhur ini sangat berkesan di kalangan kaum ibu ibu, mereka sangat seksama memperhatikan taushiyah yang disampaikan oleh Ustadzah Tan Mei Hwa. Dalam taushiyahnya beliau menyampaikan pesan bahwa untuk membangun ukhuwah kita harus : menghargai perbedaan, menghormati sesama, menjadi bagian dari orang lain, jangan banyak meminta tapi banyak memberi. Ustadzah keturunan tionghoa ini menyampaikan dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti dan dibumbui humor yang segar membuat peserta betah dan mengikuti sampai akhir.
Di kesempatan pengajian tersebut juga disuguhkan acara nasyid dari ibu-ibu majelis taklim Nurul Fikri Sukodono yang membawakan lagu-lagu religius yg penuh semangat. Semoga acara ini penuh dengan keberkahan dari Allah dan memberi kebaikan bagi umat islam .Amin
Alhamdulillah , Pengajian Akbar Salimah yang menggandeng LMI Sidoarjo, terlaksana dengan Lancar dan sukses .Kehadiran Ustadzah Tan Mei Hwa sebagai penceramah membuat acara ini semakin semarak . Pengajian yang diadakan di gedung Bappekab Sidoarjo hari Ahad, tanggal 13 Maret 2011 dihadiri sekitar 300 ibu – ibu se Sidoarjo, ada yang datang dari majelis taklim di kecamatan Tarik yang paling jauh dari kota Sidoarjo.
Pada pengajian tersebut, Ibu Efie Alfianti Ketua Salamah Sidoarjo memberikan sambutan dan tausiyahnya tentang visi Salimah 2011-2014, yaitu Peduli perempuan , keluarga, dan anak Indonesia. Visi ini berangkat dari keprihatinan mendalam terhadap berbagai permasalahan yang menimpa bangsa ini pada berbagai sektor kehidupan. Terlihat dari buramnya potret perempuan, maraknya kasus yang mengguncang keluarga serta lemahnya perlindungan terhadap anak-anak di Indonesia. Kemiskinan dan kebodohan menjadi muara bagi masyarakat yang terjebak pada problematika-problematika turunannya seperti kasus perdagangan perempuan dan anak, kekerasan dalam rumah tangga, tingginya angka kematian ibu dan balita, maraknya pornografi, semakin bertambah jumlah korban penyalahgunaan narkoba serta penderita HIV/AIDS dll.
Salimah hadir berupaya membawa harapan untuk dapat menjadi salah satu komponen bangsa yang berkontribusi mencari jalan keluar bagi berbagai problematika tersebut dengan program-program yang mendorong pemberdayaan perempuan, pengokohkan institusi keluarga serta perlindungan memadai bagi anak. “ Kami mohon doanya, semoga keberadaan kami memberikan kebaikan bagi Perempuan, Keluarga dan Anak Indonesia" kata Ibu Efie.
Pengajian yang di mulai jam 08.00 – dzuhur ini sangat berkesan di kalangan kaum ibu ibu, mereka sangat seksama memperhatikan taushiyah yang disampaikan oleh Ustadzah Tan Mei Hwa. Dalam taushiyahnya beliau menyampaikan pesan bahwa untuk membangun ukhuwah kita harus : menghargai perbedaan, menghormati sesama, menjadi bagian dari orang lain, jangan banyak meminta tapi banyak memberi. Ustadzah keturunan tionghoa ini menyampaikan dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti dan dibumbui humor yang segar membuat peserta betah dan mengikuti sampai akhir.
Di kesempatan pengajian tersebut juga disuguhkan acara nasyid dari ibu-ibu majelis taklim Nurul Fikri Sukodono yang membawakan lagu-lagu religius yg penuh semangat. Semoga acara ini penuh dengan keberkahan dari Allah dan memberi kebaikan bagi umat islam .Amin
Senin, 14 Maret 2011
Valentine Day bukan Hari Kasih Sayang.
Valentine Day bukan Hari Kasih Sayang.
Tanggal 14 Pebruari dikatakan hari kasih sayang yang populer di kalangan para remaja saat ini, merupakan dampak negatif era globalisasi. Masuknya budaya barat tersebut disalahartikan oleh remaja Islam dengan meniru dan merayakannya dalam cara-cara budaya barat.
Pada umumnya, remaja merayakan hari Valentine tanpa tahu arti dan makna hari itu sendiri. Mereka hanya tahu itu adalah hari kasih sayang, tapi tidak tahu sejarah lahirnya hari perayaan itu. Islam tidak pernah mengenal budaya seperti yang dipraktikan di hari Valentine. Ini karena rendahnya pengetahuan serta pemahaman masyarakat terhadap Valentine itu sendiri.
Karena itu, untuk memberikan pencerahan kepada para remaja, IQRO CLUB Taman kerjasama dengan LMI Sidoarjo menggelar Talk Show bertajuk Remaja dan Cinta, acara ini juga dalam rangka memahamkan para remaja bahwa VALENTINE DAY BUKAN HARI KASIH SAYANG. Talk Show ini di ikuti ratusan pelajar dari tingkat SLTP hingga SLTA di kecamatan Taman. “Ini sebagai bentuk pencerahan agar mereka tidak terjebak budaya itu,” ujar Agung Heru Setiawan, Kepala Cabang LMI Sidoarjo.
Acara ini memang dimaksudnya untuk mengingatkan para remaja tentang bahayanya valentine day dan juga cinta yang didasari karena nafsu belaka, yang biasanya menyerang kawula muda saat ini. “Ungkapan kasih sayang versi barat sangat bertolak belakang dengan ajaran Islam. Seks bebas di sana sangat lumrah, tapi bagi Islam itu adalah zina yang dibenci Allah dan dosa besar. Maka dari itu, kami meminta para remaja untuk tidak merayakannya,” kata Ustad Mahendra Darwis, pembicara Seminar Valentne Day tersebut. Begitu memukaunya ustadz Marenda Darwis ini dalam memberikan tausiyah dan penjelasan sejarah Valentine Day kepada peserta sehingga materi yang diberikan dapat terserap dengan baik. Seluruh peserta mengikuti dengan antusias bahkan sering dibuat tertawa dengan humoria yang disisipkan oleh Pembicara dari Kota Kediri tersebut.
“Kami mengajak seluruh umat Islam, khususnya para remaja, untuk tidak merayakan hari Valentine. Selain tidak ada manfaatnya, perayaan ini pun bisa menjerumuskan para remaja kepada hal-hal buruk,” kata Ruri Agung Cahyono S.Sos, Ketua Iqro Club Taman sebagai penyelenggara acara tersebut.
Kegiatan Talk Show Remaja Islam ini juga diadakan oleh ASHABUL KAHFI Sukodono yang dibantu oleh LMI Sidoarjo. Zainal Arifin, Ketua Ashabul Kahfi Sukodono menyampaikan bahwa acara seminar ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang jati diri remaja dan menumbuhkan motivasi untuk lebih meningkatkan peran remaja Islam di tengah-tengah masyarakat. Semoga para remaja Islam yang kokoh aqidahnya, baik ibadah dan akhlaqnya, siap melanjutkan estafet kepemimpinan untuk negeri tercinta ini menuju negara yang penuh berkah. Amiin.(Wawan/Sidoarjo)
Pada umumnya, remaja merayakan hari Valentine tanpa tahu arti dan makna hari itu sendiri. Mereka hanya tahu itu adalah hari kasih sayang, tapi tidak tahu sejarah lahirnya hari perayaan itu. Islam tidak pernah mengenal budaya seperti yang dipraktikan di hari Valentine. Ini karena rendahnya pengetahuan serta pemahaman masyarakat terhadap Valentine itu sendiri.
Karena itu, untuk memberikan pencerahan kepada para remaja, IQRO CLUB Taman kerjasama dengan LMI Sidoarjo menggelar Talk Show bertajuk Remaja dan Cinta, acara ini juga dalam rangka memahamkan para remaja bahwa VALENTINE DAY BUKAN HARI KASIH SAYANG. Talk Show ini di ikuti ratusan pelajar dari tingkat SLTP hingga SLTA di kecamatan Taman. “Ini sebagai bentuk pencerahan agar mereka tidak terjebak budaya itu,” ujar Agung Heru Setiawan, Kepala Cabang LMI Sidoarjo.
Acara ini memang dimaksudnya untuk mengingatkan para remaja tentang bahayanya valentine day dan juga cinta yang didasari karena nafsu belaka, yang biasanya menyerang kawula muda saat ini. “Ungkapan kasih sayang versi barat sangat bertolak belakang dengan ajaran Islam. Seks bebas di sana sangat lumrah, tapi bagi Islam itu adalah zina yang dibenci Allah dan dosa besar. Maka dari itu, kami meminta para remaja untuk tidak merayakannya,” kata Ustad Mahendra Darwis, pembicara Seminar Valentne Day tersebut. Begitu memukaunya ustadz Marenda Darwis ini dalam memberikan tausiyah dan penjelasan sejarah Valentine Day kepada peserta sehingga materi yang diberikan dapat terserap dengan baik. Seluruh peserta mengikuti dengan antusias bahkan sering dibuat tertawa dengan humoria yang disisipkan oleh Pembicara dari Kota Kediri tersebut.
“Kami mengajak seluruh umat Islam, khususnya para remaja, untuk tidak merayakan hari Valentine. Selain tidak ada manfaatnya, perayaan ini pun bisa menjerumuskan para remaja kepada hal-hal buruk,” kata Ruri Agung Cahyono S.Sos, Ketua Iqro Club Taman sebagai penyelenggara acara tersebut.
Kegiatan Talk Show Remaja Islam ini juga diadakan oleh ASHABUL KAHFI Sukodono yang dibantu oleh LMI Sidoarjo. Zainal Arifin, Ketua Ashabul Kahfi Sukodono menyampaikan bahwa acara seminar ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang jati diri remaja dan menumbuhkan motivasi untuk lebih meningkatkan peran remaja Islam di tengah-tengah masyarakat. Semoga para remaja Islam yang kokoh aqidahnya, baik ibadah dan akhlaqnya, siap melanjutkan estafet kepemimpinan untuk negeri tercinta ini menuju negara yang penuh berkah. Amiin.(Wawan/Sidoarjo)
Mengubah dunia yang terlantar menjadi ladang kebahagiaan
Mengubah dunia yang terlantar menjadi ladang kebahagiaan
Mengubah dunia yang terlantar menjadi ladang kebahagiaan, kembali di jalan Allah, meluruskan hati, meningkatkan akal budi, melindungi jiwa manusia dengan bijaksana, mendidik anak-anak dengan cinta kreasi.
Masih banyak kaum dhuafa dan anak-anak terlantar yang tidak mendapatkan pendidikan layak. Sebagian dari mereka lebih memilih mengadu nasib di jalan-jalan hanya untuk sesuap nasi. Padahal di sisi lain mereka pun perlu mendapatkan ilmu,keterampilan, keahlian, atau paling tidak sesuatu yang berguna untuk memperkaya jiwanya.
Oleh karena itulah, LMI Sidoarjo dengan membawa misi edukasi dan ilmu pengetahuan, dan kemasyarakatan dan menegakkan kebenaran sosial. Konsep ini diyakini dapat menjadi strategi pendidikan dan media dakwah yang ideal.
Setiap pekan sekali para ibu pemulung dan pedagang asongan di sekitar Pasar Larangan Sidoarjo mengikuti pembinaan di kantor LMI Sidoarjo, mereka juga mengajak anak-anaknya ikut belajar membaca Al Qur'an. LMI juga menghimpun bapak -bapak tukang becak dan bapak-bapak tukang kebersihan yang setiap hari bergelut dengan sampah-sampah perumahan untuk dibina dalam memperbaiki taraf hidup dan memahamkan pentingnya beribadah kepada Sang Kholik. Kami juga memberikan santunan rutin untuk menambah kebutuhan hidup sehari-hari, dengan harapan untuk selanjutnya mampu hidup mandiri.
Kita berharap setiap individu dapat menemukan pribadi dan kemanusiaannya. Kita ingin ikut berperan dalam membangun kemanusiaan universal [rahmatan lil 'alamin], menolong sesama, membantu yang kurang mampu, mendidik yang tidak mampu dan mengajak individu yang mampu untuk saling berbagi dan mewadahi berbagai kreativitas yang didasarkan pada proses spiritualisasi keindahan, untuk kemanusiaan, kemuliaan dan keagungan.
Semoga masyarakat yang berkemampuan secara material bisa berpartisipasi dalam program-program kemanusiaan LMI.
Masih banyak kaum dhuafa dan anak-anak terlantar yang tidak mendapatkan pendidikan layak. Sebagian dari mereka lebih memilih mengadu nasib di jalan-jalan hanya untuk sesuap nasi. Padahal di sisi lain mereka pun perlu mendapatkan ilmu,keterampilan, keahlian, atau paling tidak sesuatu yang berguna untuk memperkaya jiwanya.
Oleh karena itulah, LMI Sidoarjo dengan membawa misi edukasi dan ilmu pengetahuan, dan kemasyarakatan dan menegakkan kebenaran sosial. Konsep ini diyakini dapat menjadi strategi pendidikan dan media dakwah yang ideal.
Setiap pekan sekali para ibu pemulung dan pedagang asongan di sekitar Pasar Larangan Sidoarjo mengikuti pembinaan di kantor LMI Sidoarjo, mereka juga mengajak anak-anaknya ikut belajar membaca Al Qur'an. LMI juga menghimpun bapak -bapak tukang becak dan bapak-bapak tukang kebersihan yang setiap hari bergelut dengan sampah-sampah perumahan untuk dibina dalam memperbaiki taraf hidup dan memahamkan pentingnya beribadah kepada Sang Kholik. Kami juga memberikan santunan rutin untuk menambah kebutuhan hidup sehari-hari, dengan harapan untuk selanjutnya mampu hidup mandiri.
Kita berharap setiap individu dapat menemukan pribadi dan kemanusiaannya. Kita ingin ikut berperan dalam membangun kemanusiaan universal [rahmatan lil 'alamin], menolong sesama, membantu yang kurang mampu, mendidik yang tidak mampu dan mengajak individu yang mampu untuk saling berbagi dan mewadahi berbagai kreativitas yang didasarkan pada proses spiritualisasi keindahan, untuk kemanusiaan, kemuliaan dan keagungan.
Semoga masyarakat yang berkemampuan secara material bisa berpartisipasi dalam program-program kemanusiaan LMI.
Langganan:
Postingan (Atom)